Pembelajaran Paradigma Baru

Disusun oleh Lely Erawati

Assalamu’alaikum wr wb

Selamat pagi para pejuang Pendidikan!

Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang Pembelajaran Paradigma Baru sebagai penerapan dari Kurikulum Merdeka.

Pandemi Covid-19 tidak hanya berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi Indonesia tetapi juga berpengaruh pada dunia Pendidikan di Indonesia. Sehingga perlu adanya perubahan dalam aktivits belajar mengajar di Sekolah yaitu dengan adanya perubahan kurikulum. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan kebutuhan peserta didik agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Oleh sebab itu Kemendikbud Ristek resmi mengeluarkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss) akibat pendemi. Dimana Pembelajaran Paradigma Baru merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka. Sehingga kita perlu mengetahui apa itu Pembelajaran Paradigma Baru agar dunia Pendidikan di Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara maju yang disebabkan akibat pandemi.

Pembelajaran paradigma baru

Pembelajaran paradigma baru adalah pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang  sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Konsep pembelajaran paradigma baru yaitu pembelajaran yang tertuju pada peserta didik. Peserta didik belajar sesuai dengan kebituhannya dan tahap perkembangnnya. Sedangkan guru memiliki peran untuk memfasilitasi kebutuhan peserta didik yag beragam dengan menerapkan prinsi-prinsip pembelajaran

Untuk menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran perlu adanya kerjasama antara satuan Pendidikan dan guru untuk terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas. Prinsip-prinsip pembelajaran harus berpihak kepada peserta didik.

Prinsip Pembelajaran berpihak kepada peserta didik

  1. Mempertimbangkan kebutuhan capaian belajar peserta didik pada saat ini

Kebutuhan belajar dan perkembangan setiap peserta didik memiliki potensi dan kompetensi yang berbeda-beda sehingga perlu difasilitasi agar peserta didik mendapatkan hak belajarnya dengan baik. Peran yang dapat guru lakukan adalah dengan melakukan evaluasi sebelum proses pembelajaran. Contohnya dengan melakukan asesmen diagnostic atau asesmen awal untuk memahami kebutuhan setiap peserta didik. Dengan melakukan asesmen diagnostic maka guru dapat menggunakan pendekatan terdiferensiasi untuk dapat mendukung kebutuhan peserta didik yang beragam

  1. Membangung kapasitas belajar peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat

Pada saat ini peserta didik berada pada tahap perkembangan dimana fisik dan pikiran terus berkembang. Diperlukan pembelajaran yang mengembangkan pola piker tumbuh atau “frow mindset” sehingga peserta didik dapat memahami apa yang sedang mereka pelajari, mencari jalan keluar atas tantangan yang mereka hadapi dan malakukan refleksi atas pengalaman belajarnya. Contohnya guru melibatkan peserta didik dalam perenanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Melakukan tanya jawab atau membuka percakapan dengan peserta didik. Guru memotivasi peserta didik untuk dapat menumbuhkan motivasi  dan kepercayaan diri untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

  1. Mendukung perkembangan kognitif dan karakter peserta didik

Untuk menumbuhkan karakter peserta didik agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maka harus diperhatikan perkembangan kognitif dan sosial emosional peserta didik. Maka dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran perlu mempertimbangkan perkembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Contohnya guru mengembangkan kecakapan berpikir murid dengan melakukan penguatan literasi melalui teks, bisa dilakukan dalam bentuk pembelajaran membaca ataupun membuat teks.

  1. Menyesuaikan konteks kehidupan peserta didik

Peerencanaan dan pelaksaan pembelajaran harus sesuai dengan konteks kebudyaan dan kehidupan peserta didik karena peserta didik tumbuh dan berkembang berdasarkan kebudayaan yang ada di sekitarnya sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Hal ini selaras dengan salah satu fungsi satuan pndidikan yaitu memelihara warisan budaya yang hidup di masyarakat. Contonhya guru membantu peserta didik mengenal konteks diri dan lingkungannya. Peserta didik ikut berpartisipasi dalam kegiatan adat/budaya yang ada di masyarakat sekitar sebagai bentuk proses belajar peserta didik.

  1. Mengarah pada masa depan yang berkelanjutan

Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjaga dan mengisi keberlanjutan kehidupan. Isu-isu dan tantangan di masa sekarang maupun masa depan dapat menjadi konten/ materi yang mendorong peserta didik untuk memiliki beberapa kompetensi dan turut berkontribusi menghadapi bebrbagai isu da tantangan tersebut. Maka penting bagi guru untukmmembangun kesadaran murid pada masa depan yang berkelajutan. Contohnya guru membantu peserta didik untuk dapat menemukan pemahaman yang bermakna serta relevan bagi dirinya untuk saat ini maupun di masa yang akan datang.

Adanya pembelajaran paradigma baru merupakan tanggapan dari adanya arus globalisasi dan perubahan dunia yang begitu cepat serta fakta kemajemukan yang kita miliki. Dengan prinsip pembelajaran paradigma baru maka guru dan satuan Pendidikan diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung keberagaman kebutuhan peserta didik sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

Bagaimana menurut para pejuang Pendidikan? Siapkah kita melaksanakn Pembelajaran Paradigma Baru dan menerapkan prinsip-prinsipnya? Untuk lebih memantapkan langkah kita, pada pertemuan depan saya akan membahas tentang “Capaian Pembelajaran”.

Sekian dari saya, semoga catatan saya hari ini dapat membantu rekan pejuang Pendidikan sekalian. Terimakasih. Samapai jumpa pada materi berikutnya.

Tetap semangat !

Leave a Comment